Rabu, 27 Januari 2016

Tugas Bahasa indonesia - Merangkum NOVEL


- Judul novel  : lika-liku luka
- Penulis         : Celinereyssa
- Penerbit       : Gagas Media
- Tahun terbit : 2008
- Jumlah hal   : 199

▧NAMA TOKOH & SIFAT :
   - Reyna : pintar, penyabar, pendiam, pantang menyerah.
   - Rik (ayah Reyna): baik,perhatian, penyayang, tidak sabaran.
   - Nis (Bunda Reyna): penyayang, setia, egois,
   - Icel (sahabat Reyna) : Baik,ceria, pendengar yang baik, setia kawan, emosional.
   - Ken (sahabat Reyn) : Baik, pintar.
   - Gio (teman Reyna) : baik, culun, sedikit pemalu
   - Bu mila (Guru Reyna) : baik hati, perhatian
   - Pak Salura (Guru Reyna/suami Bu Mila): Perhatian, sopan, penyayang, setia.
   -Tante Rin  (Tante Reyna): perhatian, baik, setia.

RANGKUMAN NOVEL Lika-Liku Luka



#BAB1
-Ngga se-perfect itu,kok
Dari tempat duduk untuk sarapan, aku biasa mendengar suara gelas dan piring berjtuhan dari arah dapur. Sepagi ini orang tuaku tidak bias menunda pertengkarannya,seperti yang akhir ini mereka jeritkan dirumah.
  Ayah menjadikan nilai pelajaranku yang merosot sebagai salah satu objek untuk menyalahkan bunda. Hal itu benar benar jadi bumerang bagiku! Ayah juga menyalahkan bunda atas kematian kak naldo dua tahun lalu
  Ayah menncap gas mendadak, mengemudi dengan kecepatan tinggi menuju sekolahku.
  Halaman sekolah yang sepi ini melengkapi keanehan Gio yang tiba tiba mengajakku ke tempat ini saat jam istirahat sekolah.
  Aku berdiri tepat dihadapannya dan tatapannya penuh tanda Tanya. Ternyata Gio ingin menembakku dan aku menolaknya karena aku tidak menyukainya.

 #BAB2
-GORESAN
Ternya usaha menggores tanganku sendiri kemarin berhasil. Rasa sakitnya  tergantikan. Perasaanku semakin nyaman dan tenang.
   Hari ini aku berangkat terlalu pagi, jadi sekolah belum terlalu ramai.
   Gio langsung menghampiriku  ketika aku baru saja memasuki halaman sekolah.
  Kemudian aku buru buru ke wc sekolah agar Gio tidak membuntutiku. Tidak seperti dugaanku, ternyata Gio masih menunggu di sekitar wc.
  Aku memang tidak member alasan apapun ke Gio sewaktu aku menolaknya kemarin.
  Gio masih menuggu jawabanku dengan tatapannya yang penuh tanda Tanya. Seorang guru piket yang member tahu ketidakhadiran Bu Mila hari ini, menyelamatkank dari pertanyaan Gio.

#BAB3
-Efek Samping
Aku memandang wajah kak Naldo yang teller. Jarum jarum sunti digenggamnya erat ditangan kirinya, sementara dengan tangan kanannya memegang botol alkohol.
   Mataku terbengkalak, sadar bru saja terlempar ari mimpi buruk yang sama.
  Aku mulai membuat goresan berbentuk hati kali ini. Tiba tiba duniaku terasa lambat. Aku melihat cairan merembes keluar, aku mulai tidak sadarkan diri.
  Begitu tersadar aku mulai membereskannya dan keluar dari kamar mandi.
  Jam tanganku sudah menunjukkan pukul lima sore, tetapi ayah belum juga menjemputku. Dan akhirnya sahabatku sekaligus tetanggaku Ken mengajakku untuk pulang bareng dengannya.

#BAB4
-Keep Holding On
Ayah jadi makin sering menelantarku, membiarkanku ber jam-jam menunggu sendirian, tidak menjemputku di sekolah dan tidak mengabariku. Pada akhirnya, Ken yang selalu menawariku tumpangan.
  Icel paasti akan menceramahiku lagi kalau dia sampai tahu hal ini. Icel jelass jelas cemburu. Aku tahu kok , perasaanya padaku melebihi perasaanku ke Ken.
  Keesokkannya
  Lagi lagi sepulang sekolah dibuat kebosanan dengan menunggu ayah yang tidak dating menjemputku. Aku berharap ken cepat mengantarku untuk menjenguk bu Mila.
  Tiba tiba pak Salura menghentikan langkahnya saat melihatku dari kejauhan. Dan mengajakku  untuk menjenguk bu Mila.
  “Mila, tamu kehormatanmu dating lagi hari ini,” ucap pak Salura.

#BAB5
-Rasa cinta itu…
Lomba matematika yang bu Mila daftarkan atas namaku akan berlangsung kurang dari dua minggu lagi.aku merasa bersalah pada diriku sendiri kalau tiap harinya aku tidak  menghafal rumus rumus matematika.
  Usaha pak Salura membuatku kembali mengikuti eskul matematika sore hari jelas berhasil.
  Pak Salura bangkit dari bagkuny. “mau ikut menjenguk Mila?” tanyanya. Aku mengangguk mantap.
  Kecantikkan bu Mila yang dikagumi muridnya itu perlahan mulai direngut penyakit serius ang dideritanya.
  Langkahku berhenti tepat aku menutup pintu kamar rawat bu Mila, sial. Padahal tadi disekolah icel bilang ada yang mau dia omongin.
  “…kita bias minta tolong ayahnya untuk menjemputnyakan!” seru bu Mila terdengar di telingaku.
  Ada apa ini maksud bu Mila itu aku.
  “kamu kan juga tahu apa yang terjadi dirumahnya, kamu pikir orang tuanya akan menjemput dan tidak akan terjadi apa apa?, orang tuanya pasti akan memarahinya,”
  “Tapi Nerya__”
  “Biarkan aku yang mengantarkanya pulang seperti biasa,” potong pak Salura.
  “aku cemburu Nerya!, cemburu…”
   Aku berlari. Aku membencinya.

  #BAB6
-This is How I Disappear
“Happy birthday, Reyna!” seu icel mengejutkan dari belakang pintu.
  “beautiful lipstick, French look mate, yang kamu mau,”
   Aku meraih kotak itu dari tangannya. “wow.. thanks icel” ujarku senang dan langsung memeluknya.
  Sebuah boneka beruang berwarna pink diatas mejaku.
  “dari siapa?” tanyaku pada icel
“secret admirer,deh yang jelas”
  Gio memberiku sebuah bantal berwarna merah bertuliskan ‘I    U’, Benar benar norak dan memalukan.
  “sorry Gi, aku gak bisa,” ucapku ragu ragu.
  “kenapa gak bisa?”
  “aku gak mau kamu salah paham dengan menerima bantal itu.”
  Sekarang Gio-lah yang menanggung beban malu untuk membawanya kembali ke kelas.
   Tapi sayangnya aku tidak menemukan apa apa dikamarku. Tidak ada hadiah ulang tahun dari orang tuaku.

#BAB7
-Karena aku mencintainya
Aku sedang menuliskan lirk lagu milik Avril lavigne di secarik kertas saat melihat Ken menghampiriku dengan bola basketnya. Aku buru-buru menyelipkan kertas itu diantara halaman buku matematika.
    Aku melirik jam tanganku sekali lagi. Sudah pukul dua lebih lima menit.
  Beberapa saat Kemudian aku melihat pak Salura mendatangiku.
   Sebelum pak Salura menawariku tumpangan, aku sudah beranjak dari tempat dudukku dan ersenyum didepannya.
  Aku menoleh ke arah Ken. Dia terlihat cemburu melihatku bersama pak Salura.
  Di dalam mobil aku menyondorkan secarik kertas bertuliskan lirik lagu Avril lavigne yang tadi aku tulis.
Ayah menjemputku di rumah Bu Mila karena Bu Mila melarang suaminya mengantarku.

#BAB8
-Kisah Cinta Pertama
Dalam perjalanan pulang arah mengarahkan mobil ke kafe di dekat rumah.
  “maaf” ucap ayah mengwali kalimatnya. “ayah selalu menuntutmu untuk menjadi sempurna, tapi ayah bahkan ngga bias memberikan kesempurnaan itu.” Mata ayah berkaca kaca, “Reyna, apapun yang sudah terjadi, apapu yang sedang terjadi,dan apapun yang akan terjadi selanjutnya, pokoknya ayah minta maaf.” Ayah meneguk kopinya.
Akhirnya aku meminta ayah mengantarkanku ke rumah tante rin.
  Setelah itu aku bertanya padanya tentang masalah Bunda sebearnya.
  “tante kenal om Faisal?”
  “apa yang kamu maksud itu faisal emilik mini market depan rumah?>”  “begini Reyna, tante dan bundamu itu punya penyakit yang sama ,kesulitan melupakan cinta pertama.”
Kenapa bunda selingkuh dengan cinta pertamanya, bertengkar terus dengan ayah dan menempatkan aku di posisi tidak enak?.

#BAB9
-Kamar 616
Ruangan yang asing, bau obat obatan yang menyengat, dinding berwarna putih, serta infuse yang menggantung di atas kepalaku.
Bunda dan ayahku khawatir kepadaku, seharusnya aku tergeletak lemas ditempat tidurku, kaku, lemas, pucat. Maka semuanya selesai.
Aku menatap bunda. Bunda tidak mengeluarkan satu patah kalimatpun untuk menanggapi kalimat ayah.
Tanpa terduga Ken menengokku dirumah sakit. Ken menarik kursi mendekati tempat tidurku. Dia menceritakan tentang hasil lomba bahasa inggrisnya.
Setelah ken sudah kehabisan bahan pembicaraan, Icel dan Gio masuk ke kamar rawatku.
Sepulang mereka menjengukku, aku memutuskan untuk menjenguk bu Mila dikamar rawatnya. Bunda mengantarkanku ke kamar bu Mila, aku memasuki kamar bu Mila dan bunda menunggu di luar.
Didalam kamar ada pak salura yang sedang menemani bu mila, dan akhirnya perlan lahan pak salura keluar kamar rawat bu mila.
Bu mila memberikan cincin pernikahannya padaku! Apalah artinya bu mila merestui hubunganku dengan suaminya.
Aku memasuki cincin itu ke jari manis tangan kiriku.

#BAB10
-Goresan hidup
Hari terakhir ujian benr membuatku bersemangat. Aku kembali fokus ke sekolah.
Aku menyelesaikan soal ujian sebelum bel berbunyi, lebih cepat dari beberapa temanku.
Berpapasan dengan pak salura bukanlah hal yang termudah bagiku.
Sepulang sekolah aku mengajak ayah untuk menjenguk bu Mila.
==
Satu bulan kemudian, tangis diantar murid murid kelas tiga meledak saat acara wisuda selesai. Aku berpelukan dengan icel, seolah olah dunia ini akan hancur jika pelukan ini terlepas.
Ku lepas pelukanku dan menatap wajah icel dalam dalam. Mungkin aku tidak bias melihat wajahnya lagi karena aku harus pergi ke prancis.
Setelah itu…
Sore hari dengan pakaian serba hitan, menagis saa peti kayu tempat wali kelas kami tertidur untuk selamanya turun perlahan lahan disebuah lubang ditanah. Kami berdiri dengan paying karena hujan turun.
Pak salura erdiri didepan nisan.
-Hidup terus berjalan kan?
Berusaha melupakan masa silam dengan mencoba hidup baru di negeri sebrang. Ayah menyarankan agar aku berpamitan dengan tetangga.
Siang itu, hari pertama liburan kelulusanku, aku berpamitan dengan beberapa tetangga, dan menyisakan rumah ken yang terakhir.
Aku masuk ke dalam rumahnya dan duduk di sofa, ken menawarkan minuman untukku.
Ken menanyakan tentang kepergianku, lalu dia terdiam..
Dia menyanyak tentang perasaanya padaku, tetapi aku bilang aku tidak tahu, karena aku belum siap untuk menjawabnya saat ini.
==
Sebenarnya rumah ken bukan yang terakhir, ada satu lagi yang belum aku kunjungi karena aku hindari.
Yaitu rumah om faisal, suami bunda saat ini. Aku tidak ingin kesana, tetapi ayah menyuruhku untuk berpamitan kepada semua tetangga.
Aku melangkah mendekati mini market itu, om faisal menyambutku baik, tapi aku tidak peduli karea aku hanya ingin bertemu bunda. Aku masuk ke rumah tersebut sambil menunggu bunda keluar, beda sekali dengan rumahku, rumah om faisal sangat berantakkan, banyak benda benda yang ditata tidak rapih, dan akhirnya bunda keluar, dan aku langsung berpamitan dengannya.

#BAB11
-CINCIN
Aku dan ayah baru saja selesai mengemasi semua barang kami.
Tempat terakhir kami kunjungi adalah makam bu mia.
Batu nisan bu mila membanjiri buket bunga mawar. Aku melirik bunga mawar kuning yang baru saja aku beli dn masih segar.
Cincin emas milik bu mila berkiauan saat matahari menerpanya. Cincin yng melmbangkan restunya hubungan suaminya dengan murid kesayngannya. Tetapi aku tidak bias menerimanya Karena aku tahu pak salura sebenarnya tidak mencintaiku, karena cinta sejainya hanyalah kepada bu Mila. Kemudian aku melangkah jauh berjalan menuju mobil ayah,
Beberapa langkah dari makan bu mila, pak salura melangkah memasuki gerbang pemakaman dengan bunga dipelukannya,.
Aku mengembangkan senyumanku untuk terakhir kali, tanpa menghentikan langkahku,aku  tidak ingin memastikan apakah pak salura menatapku yang berjalan menjauhinya, aku juga tak menunggunya memanggil namaku.
Terbayang olehku wajah ken. Ya, aku membayangkan ken berjalan disampingku saat ini, bukannya pak salura, mungkinsesampai di paris nanti aku akan menelpnnya dan member tahu apa arti kata ‘ngga tahu’ yang ku ucapkan kemarin bukan berarti penolakan, tapi penundaan. Mungkin setelah aku belajar bahasa prancis setahun disana, aku bias mengajaknya untuk kuliah disana juga, siapa tahu dia mau?


                                                   SELESAI