- Judul novel : lika-liku luka
- Penulis : Celinereyssa
- Penerbit : Gagas Media
- Tahun terbit : 2008
- Jumlah hal : 199
▧NAMA TOKOH & SIFAT :
- Reyna : pintar, penyabar, pendiam, pantang menyerah.
- Rik (ayah Reyna): baik,perhatian, penyayang, tidak sabaran.
- Nis (Bunda Reyna): penyayang, setia, egois,
- Icel (sahabat Reyna) : Baik,ceria, pendengar yang baik, setia kawan, emosional.
- Ken (sahabat Reyn) : Baik, pintar.
- Gio (teman Reyna) : baik, culun, sedikit pemalu
- Bu mila (Guru Reyna) : baik hati, perhatian
- Pak Salura (Guru Reyna/suami Bu Mila): Perhatian, sopan, penyayang, setia.
-Tante Rin (Tante Reyna): perhatian, baik, setia.
RANGKUMAN NOVEL Lika-Liku Luka
#BAB1
-Ngga
se-perfect itu,kok
Dari tempat duduk untuk sarapan, aku biasa mendengar
suara gelas dan piring berjtuhan dari arah dapur. Sepagi ini orang tuaku tidak
bias menunda pertengkarannya,seperti yang akhir ini mereka jeritkan dirumah.
Ayah menjadikan
nilai pelajaranku yang merosot sebagai salah satu objek untuk menyalahkan
bunda. Hal itu benar benar jadi bumerang bagiku! Ayah juga menyalahkan bunda
atas kematian kak naldo dua tahun lalu
Ayah menncap gas
mendadak, mengemudi dengan kecepatan tinggi menuju sekolahku.
Halaman sekolah
yang sepi ini melengkapi keanehan Gio yang tiba tiba mengajakku ke tempat ini
saat jam istirahat sekolah.
Aku berdiri tepat
dihadapannya dan tatapannya penuh tanda Tanya. Ternyata Gio ingin menembakku
dan aku menolaknya karena aku tidak menyukainya.
#BAB2
-GORESAN
Ternya usaha menggores tanganku sendiri kemarin berhasil.
Rasa sakitnya tergantikan. Perasaanku
semakin nyaman dan tenang.
Hari ini aku
berangkat terlalu pagi, jadi sekolah belum terlalu ramai.
Gio langsung menghampiriku ketika aku baru saja memasuki halaman
sekolah.
Kemudian aku buru
buru ke wc sekolah agar Gio tidak membuntutiku. Tidak seperti dugaanku,
ternyata Gio masih menunggu di sekitar wc.
Aku memang tidak
member alasan apapun ke Gio sewaktu aku menolaknya kemarin.
Gio masih menuggu
jawabanku dengan tatapannya yang penuh tanda Tanya. Seorang guru piket yang
member tahu ketidakhadiran Bu Mila hari ini, menyelamatkank dari pertanyaan
Gio.
#BAB3
-Efek Samping
Aku memandang wajah kak Naldo yang teller. Jarum jarum
sunti digenggamnya erat ditangan kirinya, sementara dengan tangan kanannya
memegang botol alkohol.
Mataku
terbengkalak, sadar bru saja terlempar ari mimpi buruk yang sama.
Aku mulai membuat
goresan berbentuk hati kali ini. Tiba tiba duniaku terasa lambat. Aku melihat
cairan merembes keluar, aku mulai tidak sadarkan diri.
Begitu tersadar
aku mulai membereskannya dan keluar dari kamar mandi.
Jam tanganku
sudah menunjukkan pukul lima sore, tetapi ayah belum juga menjemputku. Dan
akhirnya sahabatku sekaligus tetanggaku Ken mengajakku untuk pulang bareng
dengannya.
#BAB4
-Keep Holding On
Ayah jadi makin sering menelantarku, membiarkanku ber
jam-jam menunggu sendirian, tidak menjemputku di sekolah dan tidak mengabariku.
Pada akhirnya, Ken yang selalu menawariku tumpangan.
Icel paasti akan
menceramahiku lagi kalau dia sampai tahu hal ini. Icel jelass jelas cemburu.
Aku tahu kok , perasaanya padaku melebihi perasaanku ke Ken.
Keesokkannya
Lagi lagi
sepulang sekolah dibuat kebosanan dengan menunggu ayah yang tidak dating
menjemputku. Aku berharap ken cepat mengantarku untuk menjenguk bu Mila.
Tiba tiba pak
Salura menghentikan langkahnya saat melihatku dari kejauhan. Dan
mengajakku untuk menjenguk bu Mila.
“Mila, tamu kehormatanmu
dating lagi hari ini,” ucap pak Salura.
#BAB5
-Rasa cinta itu…
Lomba matematika yang bu Mila daftarkan atas namaku akan
berlangsung kurang dari dua minggu lagi.aku merasa bersalah pada diriku sendiri
kalau tiap harinya aku tidak menghafal
rumus rumus matematika.
Usaha pak Salura
membuatku kembali mengikuti eskul matematika sore hari jelas berhasil.
Pak Salura
bangkit dari bagkuny. “mau ikut menjenguk Mila?” tanyanya. Aku mengangguk
mantap.
Kecantikkan bu
Mila yang dikagumi muridnya itu perlahan mulai direngut penyakit serius ang
dideritanya.
Langkahku
berhenti tepat aku menutup pintu kamar rawat bu Mila, sial. Padahal tadi
disekolah icel bilang ada yang mau dia omongin.
“…kita bias minta
tolong ayahnya untuk menjemputnyakan!” seru bu Mila terdengar di telingaku.
Ada apa ini
maksud bu Mila itu aku.
“kamu kan juga
tahu apa yang terjadi dirumahnya, kamu pikir orang tuanya akan menjemput dan
tidak akan terjadi apa apa?, orang tuanya pasti akan memarahinya,”
“Tapi Nerya__”
“Biarkan aku yang
mengantarkanya pulang seperti biasa,” potong pak Salura.
“aku cemburu
Nerya!, cemburu…”
Aku berlari. Aku
membencinya.
#BAB6
-This is How I Disappear
“Happy birthday, Reyna!” seu icel mengejutkan dari
belakang pintu.
“beautiful
lipstick, French look mate, yang kamu mau,”
Aku meraih kotak
itu dari tangannya. “wow.. thanks icel” ujarku senang dan langsung memeluknya.
Sebuah boneka
beruang berwarna pink diatas mejaku.
“dari siapa?”
tanyaku pada icel
“secret admirer,deh yang jelas”

“sorry Gi, aku
gak bisa,” ucapku ragu ragu.
“kenapa gak
bisa?”
“aku gak mau kamu
salah paham dengan menerima bantal itu.”
Sekarang Gio-lah
yang menanggung beban malu untuk membawanya kembali ke kelas.
Tapi sayangnya
aku tidak menemukan apa apa dikamarku. Tidak ada hadiah ulang tahun dari orang
tuaku.
#BAB7
-Karena aku mencintainya
Aku sedang menuliskan lirk lagu milik Avril lavigne di
secarik kertas saat melihat Ken menghampiriku dengan bola basketnya. Aku
buru-buru menyelipkan kertas itu diantara halaman buku matematika.
Aku melirik jam
tanganku sekali lagi. Sudah pukul dua lebih lima menit.
Beberapa saat
Kemudian aku melihat pak Salura mendatangiku.
Sebelum pak
Salura menawariku tumpangan, aku sudah beranjak dari tempat dudukku dan
ersenyum didepannya.
Aku menoleh ke
arah Ken. Dia terlihat cemburu melihatku bersama pak Salura.
Di dalam mobil
aku menyondorkan secarik kertas bertuliskan lirik lagu Avril lavigne yang tadi
aku tulis.
Ayah menjemputku di rumah Bu Mila karena Bu Mila melarang
suaminya mengantarku.
#BAB8
-Kisah Cinta Pertama
Dalam perjalanan pulang arah mengarahkan mobil ke kafe di
dekat rumah.
“maaf” ucap ayah
mengwali kalimatnya. “ayah selalu menuntutmu untuk menjadi sempurna, tapi ayah
bahkan ngga bias memberikan kesempurnaan itu.” Mata ayah berkaca kaca, “Reyna,
apapun yang sudah terjadi, apapu yang sedang terjadi,dan apapun yang akan
terjadi selanjutnya, pokoknya ayah minta maaf.” Ayah meneguk kopinya.
Akhirnya aku meminta ayah mengantarkanku ke rumah tante
rin.
Setelah itu aku
bertanya padanya tentang masalah Bunda sebearnya.
“tante kenal om
Faisal?”
“apa yang kamu
maksud itu faisal emilik mini market depan rumah?>” “begini Reyna, tante dan bundamu itu punya
penyakit yang sama ,kesulitan melupakan cinta pertama.”
Kenapa bunda selingkuh dengan cinta pertamanya,
bertengkar terus dengan ayah dan menempatkan aku di posisi tidak enak?.
#BAB9
-Kamar 616
Ruangan yang asing, bau obat obatan yang menyengat,
dinding berwarna putih, serta infuse yang menggantung di atas kepalaku.
Bunda dan ayahku khawatir kepadaku, seharusnya aku
tergeletak lemas ditempat tidurku, kaku, lemas, pucat. Maka semuanya selesai.
Aku menatap bunda. Bunda tidak mengeluarkan satu patah
kalimatpun untuk menanggapi kalimat ayah.
Tanpa terduga Ken menengokku dirumah sakit. Ken menarik
kursi mendekati tempat tidurku. Dia menceritakan tentang hasil lomba bahasa
inggrisnya.
Setelah ken sudah kehabisan bahan pembicaraan, Icel dan
Gio masuk ke kamar rawatku.
Sepulang mereka menjengukku, aku memutuskan untuk
menjenguk bu Mila dikamar rawatnya. Bunda mengantarkanku ke kamar bu Mila, aku
memasuki kamar bu Mila dan bunda menunggu di luar.
Didalam kamar ada pak salura yang sedang menemani bu
mila, dan akhirnya perlan lahan pak salura keluar kamar rawat bu mila.
Bu mila memberikan cincin pernikahannya padaku! Apalah
artinya bu mila merestui hubunganku dengan suaminya.
Aku memasuki cincin itu ke jari manis tangan kiriku.
#BAB10
-Goresan hidup
Hari terakhir ujian benr membuatku bersemangat. Aku
kembali fokus ke sekolah.
Aku menyelesaikan soal ujian sebelum bel berbunyi, lebih
cepat dari beberapa temanku.
Berpapasan dengan pak salura bukanlah hal yang termudah
bagiku.
Sepulang sekolah aku mengajak ayah untuk menjenguk bu
Mila.
==
Satu bulan kemudian, tangis diantar murid murid kelas
tiga meledak saat acara wisuda selesai. Aku berpelukan dengan icel, seolah olah
dunia ini akan hancur jika pelukan ini terlepas.
Ku lepas pelukanku dan menatap wajah icel dalam dalam.
Mungkin aku tidak bias melihat wajahnya lagi karena aku harus pergi ke prancis.
Setelah itu…
Sore hari dengan pakaian serba hitan, menagis saa peti
kayu tempat wali kelas kami tertidur untuk selamanya turun perlahan lahan
disebuah lubang ditanah. Kami berdiri dengan paying karena hujan turun.
Pak salura erdiri didepan nisan.
-Hidup terus berjalan kan?
Berusaha melupakan masa silam dengan mencoba hidup baru
di negeri sebrang. Ayah menyarankan agar aku berpamitan dengan tetangga.
Siang itu, hari pertama liburan kelulusanku, aku
berpamitan dengan beberapa tetangga, dan menyisakan rumah ken yang terakhir.
Aku masuk ke dalam rumahnya dan duduk di sofa, ken
menawarkan minuman untukku.
Ken menanyakan tentang kepergianku, lalu dia terdiam..
Dia menyanyak tentang perasaanya padaku, tetapi aku
bilang aku tidak tahu, karena aku belum siap untuk menjawabnya saat ini.
==
Sebenarnya rumah ken bukan yang terakhir, ada satu lagi
yang belum aku kunjungi karena aku hindari.
Yaitu rumah om faisal, suami bunda saat ini. Aku tidak
ingin kesana, tetapi ayah menyuruhku untuk berpamitan kepada semua tetangga.
Aku melangkah mendekati mini market itu, om faisal
menyambutku baik, tapi aku tidak peduli karea aku hanya ingin bertemu bunda. Aku
masuk ke rumah tersebut sambil menunggu bunda keluar, beda sekali dengan
rumahku, rumah om faisal sangat berantakkan, banyak benda benda yang ditata
tidak rapih, dan akhirnya bunda keluar, dan aku langsung berpamitan dengannya.
#BAB11
-CINCIN
Aku dan ayah baru saja selesai mengemasi semua barang
kami.
Tempat terakhir kami kunjungi adalah makam bu mia.
Batu nisan bu mila membanjiri buket bunga mawar. Aku
melirik bunga mawar kuning yang baru saja aku beli dn masih segar.
Cincin emas milik bu mila berkiauan saat matahari
menerpanya. Cincin yng melmbangkan restunya hubungan suaminya dengan murid
kesayngannya. Tetapi aku tidak bias menerimanya Karena aku tahu pak salura
sebenarnya tidak mencintaiku, karena cinta sejainya hanyalah kepada bu Mila.
Kemudian aku melangkah jauh berjalan menuju mobil ayah,
Beberapa langkah dari makan bu mila, pak salura melangkah
memasuki gerbang pemakaman dengan bunga dipelukannya,.
Aku mengembangkan senyumanku untuk terakhir kali, tanpa
menghentikan langkahku,aku tidak ingin
memastikan apakah pak salura menatapku yang berjalan menjauhinya, aku juga tak
menunggunya memanggil namaku.
Terbayang olehku wajah ken. Ya, aku membayangkan ken
berjalan disampingku saat ini, bukannya pak salura, mungkinsesampai di paris
nanti aku akan menelpnnya dan member tahu apa arti kata ‘ngga tahu’ yang ku
ucapkan kemarin bukan berarti penolakan, tapi penundaan. Mungkin setelah aku
belajar bahasa prancis setahun disana, aku bias mengajaknya untuk kuliah disana
juga, siapa tahu dia mau?
SELESAI